Minggu, 16 Maret 2014

cerpen cinta


Diamku Bersuara

Brukkkk..
Aku terjatuh dari tidurku, tak kusadari ini sudah menunjukan pukul 06.00 dan yang lebih parahnya hari ini adalah hari pertama dimana aku melaksanakan ujian sekolahh..
“astaga ... mama kenapa gak bangunin aku..”
Ku dengar suara mama dari kejauhan dari arah dapur,
 “ kamu udah mama bangunin malah Cuma cengar cengir meluk bantal, udah buruan mandi udah siang”
“ aduh baju mana baju, kaos kaki mana, aduh belum jadwal buat ujian pagi ini lagi”, aku berlari mengelilingi kamarku mencari benda yang aku butuhkan.

Aku tidak terbiasa bangun kesiangan, hanya saja semalam aku tidur begitu larut. Dan di tambah lagi, tadi malam adalah malam terindah buatku karena semalam orang yang selama ini dekat denganku dan kuharapkan bisa menjadi raja di hatiku telah resmi menjadi kekasihku. Senang bukan kepalang aku dan langsung mengiyakan ketika dia menyatakan cinta padaku.

Kebetulan hari ini aku bertemu dengannya, ada perasaan dek-dekan dalam hati. Baru aku rasakan, dia ternyata sudah ada di depanku, dan anehnya kita seperti orang yang baru pertama kali bertemu. Karena memang sudah aslinya maul pendiam, ya maul itu nama kekasihku, jadi kami tidak mengeluarkan kata sedikitpun, hanya senyuman yang keluar dari bibir kita masing-masing sambil sesekali kita saling menunjukan sikap salah tingkah kita.

Selama dua minggu perjalanan hubungan kami terlihat dan terasa aman-aman saja. Namun menapaki minnggu ketiga aku udah mulai merasa seperti ada yang berbeda..
Walaupun kami semakin akrab namun hanya di sms saja.
Seperti saat aku hanya terdiam di kelas dia hanya lewat di depanku tak ada sedikitpun senyum dan tanpa sapa. Namun aku tak mempermasalahkan itu karena aku tau sifatnya yang cenderung cuek dan pendiam. Dan lagi-lagi dia hanya sibuk bermain dengan teman-temanku yang lain..


***
Waktu menunjukan pukul 22:00, kubuka diariku dan ku mulai menulis apa yang ada di fikiranku.

22 Maret 2013

Sampai kapankah kita akan terus berpaling
Saling berhadapan tanpa saling berpandang mata
Sampai beginikah kita mengorbankan hati untuk hati yang lain
Samapai kapan hati akanberikatan erat
Jika tangan tak pernah berpegang erat
Haruskah aku menangis dipelukannya
Tanpa aku tau mengapa aku menagis
Haruskah kita saling membohongi tawa untuk hati yang lain
Tak perlu kita menjawab Tanya sang angin
Karna itu akan membuat karang menjerit kesakitan
Buat aku tersenyum
Sebelum aku tak bisa lagi menunjukan senyumku
Bersama ombak yang berayun

***
Minggu ini adalah minggu dimana aku melakukan ujian praktek.
Ku temui dia tengah berada di kelas bersama Uli sahabatku yang bisa dikatakan sangat dekat denganku.
“Ul udah ngafalin puisinya belum?”
“ aku si udah tapi ya gitu lahh...”
Dan betapa kagetnya aku ketika aku mendengar akhsan berbicara kepada Uli.
“ Ul, kenapa telponku gak kamu angkat semalem, telfon juga gak di bales?”
Batinku dalam hati, “semalem aku aja sama sekali gak di telfon gak di sms”
Seketika aku langsung lari ke ruang sebelah dan kebetulan kosong, aku tak bisa lagi membendung air mataku.
Aku terduduk lemas tak berdaya. Ku dapati air mataku menetes dengan indahnya di pipiku.
Ku dengar suara langkah kaki mendekat menuju ke arahku.

“ fi kamu gak papa?”
Ternyata dia adalah Nisa yang juga sahabtku dan Uli..
“Eh aku gakpapa  ko.. “ dengan cepat aku langsung mengusap air mataku
“ terus itu kenapa? Kamu sakit atau?
Nis aku gak papa,aku inget adhekku setelah baca puisi yang akan aku bacakan nanati
“Beneran gak papa?”
“Iya gak papa nis, ayuk balik lagi aja ke kelas tadi”
Aku mengambil seribu alasan agar nisa tidak menaruh curiga kepadaku. Dan sepertinya dia yakin dengan jawabanku.

Sampai di kelas aku berusaha membiasakan sikapku..

***
Kebiasaanku sebelum tidur adalah menulis unek-unek yang tersimpan didalam hatiku
29 Maret 2013

Mengerti??
Apa yang kamu tau tentang aku??
Mencoba memahami aku dengan segala keegoanmu??
Atau mencoba perduli dengan semua  sikap acuhmu??
Apa kata sang matahari pada bintangnya??
Jika sang jantan tak mampu lagi dersuara
Dan berdendang syair ketulusan
Dan menunjukan pagi telah tiba
Hingga aku terjebak dalam lelapku
Dan bersemayam dalam mimpi burukku yang  nyata

***
Dan sampai seminggu kemudian tidak ada respon aktif dari mereka berdua.
Ujian praktek sudah selesai, aku seperti biasa menempati kelasku lagi.
Ku sapa teman-temanku yang da diluar yang sedang duduk dan kebetulan di situ ada Nisa
“ nis, Uli mana? Kok tumben gak ikut kumpul?
“Di dalem fi.. “
“Ohh yaa”

Dengan langkah tegas dan aku memanggil uli dari luar karena ada berkas file yang harus di berikan keguru, sambil aku membuka tasku aku berjalan masuk ke dalam kelas dan terhenti di muka pintu.
“ Ulii ini file yang harus kamu serahin ke guru mapel” aku sambil mencari- cari flash disk, dan tak ada jawaban
“ aduh jangan-jangan gak di bawa,, ah ini dia”
“Ini li,,” aku munutup tas dan baru saja aku akan memberikan flash disk ini untuk uli dan
“ deg deg deg deg”
Jantungku seakan akan berhenti berdetak.
Aku hanya bisa terdiam dan tak ku sadari aku menjatuhkan tasku..
Ku dapati uli sedang bersama maul didalam kelas asyik bersendau gurau seakan menganggap aku tak ada disitu dan hanya dua anak di situ.
Aku bersikap biasa saja, ku ambil tasku dan langsung ku kasih fd tadi ke uli, tak sengaja aku membanting tasku ke meja tempat dudukku.

***
Sesampainya aku di rumah ternyata sudah ada pesan dari maul di hpku yang berisi,

6 April 2013, 15:23 am
From : maul
Assalamu’alaikum wr wb
Fi, maaf aku tau kamu marah sama aku, tadi itu hanya obrolan biasa antara aku sama uli.,

Pesan itu langsung ku hapus tanpaku balas,
Dia berkali-kali sms dan telpon namun tak pernah ku balas.
ku Matikan hapeku dan ku buka diaryku sebelum aku mengakiri malamku ini..

6 April 2013

Ketika aku mempelajari hidup yang tak bersuara
Ku patahkan hatiku yang tak berjiwa
Hati yang meronta
Dan hati yang tersiksa luka

Hingga saatnya tiba
Kusadari waktu tlah mngobati luka lara
Yang terpendam dalam hatiku yang membara

Ketika kudapati cinta sudah tak berjiwa
Ku diamkan sejenak luka lara
Diam termangu menanti angin kerinduan
Yang berhembus membawa kesejukan    

***
Paginya aku aktifkan hapeku dan ku hapus semua yang ada di hpku
Ku kirim pesan singkat untuk maul.

7 April 2013, 05:35 pm
To: maul
Temui aku di depan gerbang barat usai sekolah

Seperti yang sudah aku duga,, dia tak bisa berbuat apa-apa, hanya diam dan dan tak berusaha mendekatiku, dia hanya mendekat pada Uli. Semakin sakit saja hatiku merasakan kata-katanya yang hanya peredam amarahku saja. Kurasakan hari itu sangat panjang, dan tiba saatnya bel pulang berdering, diantara kami langsung pulang dan aku pun langsung ke gerang timur untuk memenuhi janjiku yg ku buat dengan maul.. dan ku dapati dia sudah ada di sana..
Maaf aku meminta waktumu sebentar,
Aku hanya ingin minta maaf selama ini aku tak bisa membuatmu bahagia hingga kamu mencari yang lain. Kamu pantas bahagia dan terimakasih untuk selama ini, untuk kebahagiaan daan rasa sakit ini. aku rasa hubungan ini sangat sempurna dan aku rasa hubungn kita cukup sampai sini,
“oke klo itu emg mau kamu aku turuti’’
Tak ada pembelaan sedikitpun dari dia,
Dan ku pergi meninggalkannya dengan tetesan airmata dipipi..
Ku tuliskan kejadian hari ini sebagai akhir perjalanan ku dengannya




7 April 2013

Tertatih aku,
Seakan terhenti aliran nafasku
Hujan yang membasahi malam
Seakan ingin ikut campur
Dalam keheningan hatiku

Ramai di mataku 
Tak mengisyaratkan derita beban hidupku
Tak tau benar arti karang yang terhempas ombak
Mungkin.,
Hanya isyarat sang takdir pada kesunyian atau
Hanya isyarat sang takdir pada keputusasaan

Entahlah.,
Tak perduli aku dengan semua itu
Karna yang tersisa hanya puing” keegoan yang mulai terasa
Awalnya ku kira hidup itu tak adil
Nyatanya aku yang tak adil pada hidupku sendiri
Berharap tuhan member apa yang aku aku inginkan
Tanpa memikirkan apa yang telah aku berikan untuk Tuhanku




7 April 2013

Saat cinta tak bisa mengerti
Rasa sedih hanya bisa jatuh di hamparan hidupku
Harus bagaimana atau harus seperti apa
Aku yang kini  mulai lelah
Mengikuti langkah katamu yang mulai sudah tak terarah
Sedih kuratapi hari
Namun sang hti tak ingin terpisah menanti
Ku hela nafasku
Hanya untuk mengurangi bebanderotaku
Mungkin hanya bisaaku menahan
Rasa yng sebenarnaa skit tak tertahankan
Hanya bisa aku terdiam menoleh ke masa depan
Tak ingin aku terpisah
Walau begitu sebelah mata memandangku
Begitu salah menganggapku tak perhatikanmu
Jauh dari yang kau tahu
Tak ingin ku lalui hari tanpa jiwamu
Namun tak sadarkah
Lelah ku menoleh sikapmu
Suddahlah hanya aku yang rasakan sakitku
Bukan kamu , bukan kita dan  bukan semua
Biarlah seperti aku yang tak peduli
Biarlah seperti aku yang tak mengerti
Biarlah seperti aku yang tak memahami
Walau sebenarnya hanya bisa aku menjaga hati
Hanya bisa menjalar seperti akar
Yang akan membuat hidupmu lebih hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar